Background

Wednesday, November 12, 2014

Pertemuan V

hai, kali ini saya akan membahas tentang kisi-kisi Ujian Tengah Semester. Saya mendapatkan tugas untuk membahas Filsafat Yunani dan Modernisme. berikut penjelasannya

Filsafat Yunani

Periode filsafat yunani, merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karna pada saat itu terjadi perubahan pola piker misosentris yaitu (pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam).

Pada periode ini muncul lah filsuf pertama yang mengkaji tentang asal usul alam yaitu Thales(624-546 SM). Pada masa itu, ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhuk hidup adalah air.

Sedangkan Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang manjadi. Ia mempercayai bahwa arche  (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebaga lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap. Sehingga Heraclitos menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api.


Selain Heraclitos, ada pula Permenides. Permenides lahir di kota Elea. Ia merupakan ahli flsuf yang oertama kali memikirkan tentang hakikat. Menurut pendapat permenides apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubaham. Yang ada itu adam yang ada dapat hilang menjadi ada, yang tidak aja adalah tidak ada sehinga tidak dapat dipikirkan, yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan

Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau klasik, dicapai pada masa Socrates, Plato dan Aristotle.

Socrates adalah seorang guru. Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai2 jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkankarena dengan ktertarikan kedua hal tersebut tersebut banyak ilia yang dihasilkan.

Plato lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Phytagoras, Heracleitos dan elia. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama yakni mana yang benar yang berubah-ubah(heracleitos) atau yang tetap (parmenidas). Pengetahua yang diperoleh lewat indera disebutnya sebagai pengetahuan indera dan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebutnya sebagau oengetahuan akal. Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berasa dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas adalah dunia ide. Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik. Filsafat plato dikenal sebagai idealism dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayangan2 dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide: itu sendiri. Karya2 lainnya dari plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistomologi,antropologi, teologi, etika, estetika, politik, ontology dan filsafat alam.
Sedangkan Aristotle sebagai muris plato, dalam banyak hal sering tidak setuju dengan apa yang diperoleh oleh gurunya. 

Aristotle lahir di Stageria, Yunani utara oada tahun 384 SM. Bagi Aristotle “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau benda2 itu sendiri.

Zaman Modern

Pada zaman ke18 mulai memasuki perkembangan baru. Filsuf2 pada zaman ini disebut sebagai para empirikus, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi manusia.

Para empirikus besar inggris antara lain J. Locke, (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di perancis JJ.Rousseau (1712-1778) dan di jerman Immanuel Kant (1724-1804).


Immanuel Kant dalam karyanya yang berjudul kritik der reinen vernunft (critique of pure reason) yang terbit tahun 1781, memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memeperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme mauoun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari keduanya mengklaim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan2 dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impesi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi kant, yang terpenting bagaimana pikiran manusia memahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirical, bukan bagaumana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri.

No comments:

Post a Comment