Background

Wednesday, November 12, 2014

Pertemuan VI

Halo, kali ini saya akan membahas tentang Fallacia.

Fallacia adalah kesalahan atau kesesatan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yg tidak sehat.

Ada 2 Jenis yaitu;


1. Kesesatan Formal = Kesesatan yang terjadi karena pelanggaran norma, prinsip dan kaidah. 

Contoh: semua penodong berwajah seram
             semua pengamen berwajah seram.
             Jadi, semua pengamen adalah penodong.

2. Kesesatan Informal = Kesesatan yang terjadi dalam penggunaan bahasa. 

a. penempatan kata depan yang keliru 
contoh: Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan

b. mengacau posisi subjek atau predikat
contoh: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.

c. ungkapan yang keliru
conoth: Penjahat kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu lalu.

d. amfiboli / sesat karena struktur kalimat bercabang
contoh: susi, anak Pak Anto yang sakit jiwa kabur dari rumah.


e. kesesatan aksen (penekanan yang salah dalam kalimat)
contoh: Misalkan ada peraturan "Anda tidak boleh menggangu anak tetangga Anda." kemudia Budi bukan anak tetangga Anda. jadi, Anda boleh mengganggu Budi. 

f. kesesatan bentuk pembicaraan 
sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. 
contoh: Berpakaian artinya memakai pakaian. maka, Beristri artinya memakai istri.

g. kesesatan aksiden
yang aksidental dikacaukan denga hal yang hakiki. 
contoh: sawo matang adalah warna. 
             orang indonesia itu sawo matang. 
             maka, orang indonesia adalah warna. 

h. kesesatan karena alasan yang salah
konklusi ditarik dari preis yang tidak relevan.

3. Kesesatan Presumsi

a. Generalisasi tergesa-gesa
Contoh: Orang Padang pandai memasak
b. Non sequitur (belum tentu)
Contoh: Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
c. Analogi palsu
Contoh: Membuat istri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
d. Penalaran melingkar (petitio principii)
 Contoh: Manusia merdeka karena ia bertanggung jawab dan ia bertanggung jawab karena merdeka.
e. Deduksi cacat
Contoh: Barang siapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
f. Pikiran simplistis
Contoh: Karena ia tidak berguna, maka ia pasti tidak bermoral.

4. Menghindari Persoalan
a. Argumentum ad hominem
 Contoh: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
b. Argumentum ad populum
Contoh: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.

c. Argumentum ad misericordiam
Contoh: Seseorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.

d. Argumentum ad ignorantiam
Contoh: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.

e. Argumen untuk keuntungan seseorang
Contoh: Seseorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.

f. Non causa pro causa
Contoh:Orang sakit perut setelah menghapus sms berantau, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.

5. Kesesatan Retoris
a. Eufemisme/disfemisme
Contoh: Pembankang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak.

b. Penjelasan retorik
Contoh:Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.

c. Strereotipe
Contoh: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
d. Innuendo
Contoh: Saya tidak mengatakan makanan tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
e. Loading question
Contoh: Apakah Anda masih tetap merokok?
f. Weaseler
Contoh:Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
g. Downplay
Contoh:Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
h. Lelucon atau sindiran
i. Hiperbola
Membesar-besarkan.
j. Pengandaian bukti
Studi menunjukkan

k. Dilema semu
Contoh: Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.

No comments:

Post a Comment